Padang Panjang(SUMBAR).GP- Lomba pidato adat diadakan untuk pemuda se Provinsi Sumatera Barat pada Hari Senin (19/11) di PDIKM Kota Padang Panjang.
Acara dibuka oleh Wakil Walikota Padang Panjang, Drs.Asrul. Dalam sambutannya, Asrul menyampaikan harapannya yaitu dengan adanya lomba pidato adat ini generasi muda akan dapat memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam petatah petitih yang ada dalam pidato adat tersebut.
"Teruntuk peserta janganlah mengikuti lomba semata, tapi hendaknya diimplementasikan dalam kehidupan dan diturunkan pada pemuda yang lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut Asrul menyampaikan nilai yang terkandung didalam pidato tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang seutuhnya sesuai dengan tuntutan adat Minangkabau yang berlandaskan “Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato Adaik Mamakai”.
Ketahanan generasi muda menghadapi arus globalisasi perlu diperkuat salah satunya dengan penguatan agama dan adat yang mutlak harus dilakukan.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat, Adib Alfikri, SE, MSI. Sedangkan tim juri berasal dari LKAAM Provinsi Sumatera Barat , yaitu Drs. M. Natsir Dt. Sampono Batuah, Ismet Fauzi Dt. Mangkuto Basa, S.Pdi, Ismar Maadis Dt. Putiah, S.Sn, Syahrial Dt. Pandak, ST.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 90 orang peserta yang terdiri dari 5 orang perwakilan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat. Masing-masing peserta berkesempatan untuk menampilkan aksinya selama 30 menit untuk dinilai oleh dewan juri.
Tujuan diadakan kegiatan ini adalah agar terciptanya kader-kader pemimpin dimasa depan yang lebih beradat dan berbudaya dalam memajukan pembangunan Sumatera Barat, juga sebagai upaya nyata dalam memberikan pelajaran dan pemahaman terhadap adat dan budaya Minang kepada generasi muda.
Hal ini karena dari data survey perhimpunan KONSELOR VCT HIV INDONESIA (PKVH) Sumbar mengungkap pada tahun 2018 sedikitnya 14.469 orang terdata sebagai lelaki suka lelaki (LSL) dan jumlah waria mencapai estimasi 2.501 orang. Bahkan dalam berita Jawa Pos.com 24 April 2018 disebutkan bahwa LGBT di Sumbar termasuk mengkhawatirkan dan terus meningkat seiring penderita HIV/AIDS yang juga meningkat.
Kekhawatiran muncul sekitar 10 tahun ke depan, jika mereka terserang penyakit, para generasi muda calon pemimpin bangsa, calon pemangku adat dan calon mamak dari kemenakan. Karena itu mari bersama kita berantas perilaku menyimpang dan melawan LGBT ini bersama-sama mulai dari keluarga, pemerintah, alim ulama, niniak mamak, bundo kanduang, penegak hukum termasuk guru dan dosen.
“Kita sangat khawatir jika terjadi kebimbangan identitas generasi muda Minang yang tidak mengikuti adat dan budaya sendiri. Ada tingkah pola anak-anak kita yang berpakaian terbuka, lupa aurat dan berbuat tidak sesuai dengan adat dan budaya sendiri” ujar Adib Alfikri SE, MSi.
Sehingga dengan kondisi yang demikian Pemerintah memiliki peran dalam mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat dalam kehidupan sehari-hari guna melahirkan kepribadian yang baik sesuai dengan karakter orang Minang yang berdasarkan Falsafah " Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah."
#GP-Rifki/Rel/mu/od.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar