TAMPAK: Presiden Jokowi saat meninjau lokasi gempabumi dan tsunami di kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9) lalu. (Foto: BPMI Setpres)
JAKARTA.GP- Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengemukakan, dua hari lalu dirinya telepon dari Raja Arab Saudi Salman
bin Abdulaziz Al Saud terkait bencana gempabumi dan tsunami yang
mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng),
Jumat (28/9) lalu.
“Beliau menyampaikan belasungkawa atas
bencana gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah sekaligus menawarkan
bantuan bilamana Indonesia membutuhkan,” tulis Presiden Jokowi dalam
akun facebooknya yang baru diunggahnya beberapa saat lalu.
Menurut Kepala Negara, ucapan duka cita,
tawaran bantuan yang langsung atau tak langsung, juga mengalir dari
seluruh belahan dunia.
Ia merinci ucapan duka cita dan tawaran
itu di antaranya datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana
Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Singapura Halimah Yacob,
Presiden Uni Emirat Arab Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Sekjen PBB Antonio
Guterres, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank
Dunia Jim Yong Kim, Perdana Menteri India Narendra Modi, sampai Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Dan lain-lain yang tak sempat saya sampaikan satu per satu,” tukasnya.
Ungkapan belasungkawa dan tawaran bantuan dari para sahabat itu, dinilai Presiden Jokowi sungguh membesarkan hati kita.
“Itu juga memberi pesan kuat bahwa kita tidak sendirian menghadapi masa-masa sulit ini,” tulis Presiden Jokowi.
18 Negara
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengemukakan, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menerima bantuan dari luar negeri
terkait penanganan bencana gempabumi dan tsunami di Palu dan Donggala,
Sulawesi Tengah.
Wiranto mencatat sudah ada 18 negara
yang menawarkan bantuan untuk membantu penanganan bencana di Palu,
antara lain dari Amerika Serikat, Prancis, Ceko, Swiss, Norwegia,
Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar,
New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan China.
“Juga termasuk UNDP dan kelompok
organisasi internasional ASEAN sendiri juga sudah menawarkan,” kata
Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/10).
Menurut Menko Polhukam, ada beberapa
alasan mengenai keputusan menerima bantuan dari luar negeri tersebut.
Salah satunya, menurut Wiranto, adalah karena Indonesia sudah menjalin
hubungan persahabatan dan kerja sama dengan banyak negara.
Bahkan, lanjut Wiranto, kunjungan
Presiden Jokowi ke negara-negara sahabat itu juga dalam rangka menjalin
dan mempererat hubungan bilateral maupun multilateral. “Di sanalah
kemudian terjalin satu hubungan yang saling menguntungkan dan membantu,”
ujarnya.
Sehingga pada saat tawaran-tawaran dari
negara-negara sahabat untuk membantu penanganan bencana di Palu itu
sudah begitu banyak, lanjut Menko Polhukam, maka tentu pemerintah
Indonesia mengapresiasinya.
“Bantuan itu adalah buah kunjungan dari
Presiden kita ke negara-negara lain yang kemudian membuahkan satu
perasaan partisipasi, perasaan solidaritas antarnegara, dan ini tentu
tidak bisa ditolak,” kata Menko Polhukam Wiranto.
#GP- SAWAL/Setkab/ES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar