PADANG.GP- Setiap 28 Oktober, rakyat Indonesia ini akan mengenang kembali kisah sejarah 90 tahun silam, tepatnya pada 28 Oktober 1928, yang mana pada saat itu seluruh perwakilan pemuda di NKRI ini mengadakan kongres di Jakarta selama dua hari (27-28 Oktober 1928).
Maka pada kongres tersebut, pemuda NKRI sebagai salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia sepakat membacakan ikrar 'Sumpah Pemuda' sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi azas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Berikut inilah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda dengan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kini genaplah 90 tahun hari lahirnya 'Sumpah Pemuda' yang selalu kita peringati. Bahkan hampir disetiap pelosok negeri ini, pada setiap 28 Okteber akan memperingati hari yang penuh bersejara bagi pemuda dan pemudi NKRI yang sama-sama kita cintai. Mudahan-mudahan apa yang diharapkan oleh pemuda dan pemudi terdahulunya dengan semangat.
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia" akan menjadikan kita semua sebagai bangsa yang kuat dan bermartabat. Tapi apibila kita bercerai berai maka kita akan lema dan tertindas kembali.
Untuk itu, Ketua DPD PPWI Sumatera Barat Syafrizal Buya mengajak kita sebagai pemuda penerus bangsa ini berkewajiban menanamkan rasa cinta pada bangsa ini dengan berupaya menjaga persatuan dan kesatuan. Sebagaimana dewasa ini begitu banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mencoba dengan berbagai upaya dan cara untuk membuat isu-isu yang berakibat bangsa ini bisa terpecah belah.
"Sebagai Pemuda Indonesia kita wajib tanamkan rasa cinta pada NKRI ini, dengan itu kita bisa peka terhadap hal-hal yang akan merusak negeri ini," pesan Syafrizal Buya didampingi Devisi Avokadsi DPN PPWI Yatun, SH dan Ketua Bidang Organisasi Rifnaldi di Sekretariat DPD PPWI Sumbar, Senin (29-10-2018)
Syafrizal Buya juga mengingatkan kita semua, terkait suasan tahun politik saat ini, diminta agar jangan menutup diri terhadap persoalan politik. Kita sebagai pemuda wajib tahu permasalahan-permasalahan yang ada di negeri ini termasuk politik. Namun, sebelum kita menyimpulkan dan mengambil keputusan atau tindakan sebaiknya telusuri lebih dulu kebenaran dari sumber informasi atau berita yang beredar terutama di medsos.
Jika kita tidak tahu apa lagi tida mau tahu, bisa dipastikan, kelak kita sebagai penerus bangasa ini akan hanya menjadi pencundang saja, untuk itu marilah kita peduli dengan negeri ini. Jangan pakai prinsip atau istila, 'siapapun nanti pemimpin terpilih yang nasib kita seperti ini juga' dan ini adala prinsip yang sangat salah, kata Syafrizal dibenarkan Yatun, SH dan Rifnaldi.
Terakhir Syafrizal Buya berpesan kepada seluruh pemuda dan pemudi Indonesia untuk tidak terlibat dalam persolan narkoba, baik itu pemakai apa lagi pengedar, karena barang haram narkoba ini akan merusak tubuh dan pemikiran kita serta perekonomian. Apabila kita selaku generasi penerus bangsa ini tela terlibat dengan mengkosumsi narkoba maka negeri ini akan hancur dan porak poranda.
"Apa bila tidak ingin NKRI ini terpeca belah, marila kita tanamkan nilai-nilai sumpah pemuda ini, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Karena suatu kelompok/kaum/bangsa itu akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah," pungkas Syafrizal dan Yatun, SH, serta Rifnaldi
#GP- Nel/Red
Maka pada kongres tersebut, pemuda NKRI sebagai salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia sepakat membacakan ikrar 'Sumpah Pemuda' sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi azas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Berikut inilah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda dengan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kini genaplah 90 tahun hari lahirnya 'Sumpah Pemuda' yang selalu kita peringati. Bahkan hampir disetiap pelosok negeri ini, pada setiap 28 Okteber akan memperingati hari yang penuh bersejara bagi pemuda dan pemudi NKRI yang sama-sama kita cintai. Mudahan-mudahan apa yang diharapkan oleh pemuda dan pemudi terdahulunya dengan semangat.
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia" akan menjadikan kita semua sebagai bangsa yang kuat dan bermartabat. Tapi apibila kita bercerai berai maka kita akan lema dan tertindas kembali.
Untuk itu, Ketua DPD PPWI Sumatera Barat Syafrizal Buya mengajak kita sebagai pemuda penerus bangsa ini berkewajiban menanamkan rasa cinta pada bangsa ini dengan berupaya menjaga persatuan dan kesatuan. Sebagaimana dewasa ini begitu banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mencoba dengan berbagai upaya dan cara untuk membuat isu-isu yang berakibat bangsa ini bisa terpecah belah.
"Sebagai Pemuda Indonesia kita wajib tanamkan rasa cinta pada NKRI ini, dengan itu kita bisa peka terhadap hal-hal yang akan merusak negeri ini," pesan Syafrizal Buya didampingi Devisi Avokadsi DPN PPWI Yatun, SH dan Ketua Bidang Organisasi Rifnaldi di Sekretariat DPD PPWI Sumbar, Senin (29-10-2018)
Syafrizal Buya juga mengingatkan kita semua, terkait suasan tahun politik saat ini, diminta agar jangan menutup diri terhadap persoalan politik. Kita sebagai pemuda wajib tahu permasalahan-permasalahan yang ada di negeri ini termasuk politik. Namun, sebelum kita menyimpulkan dan mengambil keputusan atau tindakan sebaiknya telusuri lebih dulu kebenaran dari sumber informasi atau berita yang beredar terutama di medsos.
Jika kita tidak tahu apa lagi tida mau tahu, bisa dipastikan, kelak kita sebagai penerus bangasa ini akan hanya menjadi pencundang saja, untuk itu marilah kita peduli dengan negeri ini. Jangan pakai prinsip atau istila, 'siapapun nanti pemimpin terpilih yang nasib kita seperti ini juga' dan ini adala prinsip yang sangat salah, kata Syafrizal dibenarkan Yatun, SH dan Rifnaldi.
Terakhir Syafrizal Buya berpesan kepada seluruh pemuda dan pemudi Indonesia untuk tidak terlibat dalam persolan narkoba, baik itu pemakai apa lagi pengedar, karena barang haram narkoba ini akan merusak tubuh dan pemikiran kita serta perekonomian. Apabila kita selaku generasi penerus bangsa ini tela terlibat dengan mengkosumsi narkoba maka negeri ini akan hancur dan porak poranda.
"Apa bila tidak ingin NKRI ini terpeca belah, marila kita tanamkan nilai-nilai sumpah pemuda ini, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Karena suatu kelompok/kaum/bangsa itu akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah," pungkas Syafrizal dan Yatun, SH, serta Rifnaldi
#GP- Nel/Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar