Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Rakor Pemberdayaan Masyarakat Desa, di Kab. Deli Serdang, Sumut, Senin (8/10) siang. (Foto: Dina/Humas) |
Deliserdang(SUMUT).GP- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Dana Desa yang sudah digelontorkan pemerintah dalam 4 (empat) tahun terakhir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tapi juga untuk membangun sumber daya manusia, membangun lingkungan kasih sayang di perdesaan-perdesaan.
“Kemarin tiga tahun kita konsentrasi fokus membangun infrastruktur, tapi ke depan penting bagi kita untuk membangun sumber daya manusia, menyiapkan anak-anak, kesehatan, pengembangan ekonomi rakyat, termasuk Bumdes (Badan Usaha Milik Desa),” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Pengendalian Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, di Balairung Kantor Bupati Deli Serdang, Deli Serdang, Sumatra Utara, Senin (8/10) siang.
Mengutip data yang disampaikan Menko PMK Puan Maharani, Presiden Jokowi mengemukakan, pada 2015 anggaran Dana Desa sebesar Rp20 triliun, tahun 2016 menjadi Rp47 triliun, tahun 2017 naik jadi Rp60 triliun, dan tahun 2018 ini sebesar Rp60 triliun. Sementara tahun depan dianggarkan Rp73 triliun.
“Uang segede itu, artinya total sampai sekarang saja sudah Rp187 triliun, sampai akhir tahun ini. Hati-hati mengelola dana sebesar ini, Rp187 triliun, belum lagi ditambah tahun depan Rp73 triliun,” tutur Presiden Jokowi.
Presiden yang dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengingatkan, dana yang besar seperti ini harus tepat sasaran. Oleh sebab itu, ada yang namanya pendamping desa. “Ini yang penting sekali peranannya,” ujarnya.
Jangan Kembali ke Jakarta
Presiden Jokowi menegaskan, munculnya angka Rp187 triliun itu harus betul-betul memberikan manfaat bagi rakyat desa, bagi masyarakat desa. Ia mengajak semua pihak terkait untuk membuat bagaimana agar Dana Desa ini betul-betul bermanfaat.
“Artinya apa? Pembangunan desa tidak boleh setengah-setengah. Tidak boleh nanggung-nanggung, tidak boleh basa-basi. Ini harus betul-betul bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi perlu mengingatkan, terutama kepada para pendamping, kepada pengguna anggaran,
agar pembelian barang-barang itu pembeliannya di desa dan sekitarnya. Mungkin bisa di desa, kalau nggak bisa di kota/kecamatan.
“Jangan sampai uang yang sudah masuk desa, itu dibelikan ke kota. Hati-hati,” tutur Presiden Jokowi seraya menyampaikan harapannya agar Dana Desa Rp187 triliun , yang nanti akan ditambah lagi Rp73 triliun itu muternya di desa terus.
Kepala Negara memberi contoh, misalnya untuk membangun irigasi, membangun jalan, agar batunya dibeli dari desa, atau bisa dengan menggerakkan masyarakat untuk cari batu di sungai.
“Pasir beli dari desa itu, atau kalau nggak dari desa itu paling tidak di lingkup kecamatan. Semen, meski di kota kita beli bisa Rp2000-Rp3000 lebih murah. Tetap belilah di desa, mahal dikit nggak papa, tapi uangnya beredar di desa,” ucap Presiden Jokowi.
Dengan demikian, lanjut Presiden, manfaat pembangunan desa ini betul-betul dirasakan oleh masyarakat desa, bisa mengurangi kemiskinan di desa, bisa mengurangi kesenjangan di desa dan kota. Dan yang paling penting juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko PMK Puan Maharani, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo, Seskab Pramono Anung, Bupati Deli Serdang, pendamping desa profesional provinsi Sumatra Utara, pendamping inovasi desa, kader Posyandu, dan kader Paud.
#GP- SAWAL/Setkab/DNA/RAH/ES.
“Kemarin tiga tahun kita konsentrasi fokus membangun infrastruktur, tapi ke depan penting bagi kita untuk membangun sumber daya manusia, menyiapkan anak-anak, kesehatan, pengembangan ekonomi rakyat, termasuk Bumdes (Badan Usaha Milik Desa),” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Pengendalian Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, di Balairung Kantor Bupati Deli Serdang, Deli Serdang, Sumatra Utara, Senin (8/10) siang.
Mengutip data yang disampaikan Menko PMK Puan Maharani, Presiden Jokowi mengemukakan, pada 2015 anggaran Dana Desa sebesar Rp20 triliun, tahun 2016 menjadi Rp47 triliun, tahun 2017 naik jadi Rp60 triliun, dan tahun 2018 ini sebesar Rp60 triliun. Sementara tahun depan dianggarkan Rp73 triliun.
“Uang segede itu, artinya total sampai sekarang saja sudah Rp187 triliun, sampai akhir tahun ini. Hati-hati mengelola dana sebesar ini, Rp187 triliun, belum lagi ditambah tahun depan Rp73 triliun,” tutur Presiden Jokowi.
Presiden yang dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengingatkan, dana yang besar seperti ini harus tepat sasaran. Oleh sebab itu, ada yang namanya pendamping desa. “Ini yang penting sekali peranannya,” ujarnya.
Jangan Kembali ke Jakarta
Presiden Jokowi menegaskan, munculnya angka Rp187 triliun itu harus betul-betul memberikan manfaat bagi rakyat desa, bagi masyarakat desa. Ia mengajak semua pihak terkait untuk membuat bagaimana agar Dana Desa ini betul-betul bermanfaat.
“Artinya apa? Pembangunan desa tidak boleh setengah-setengah. Tidak boleh nanggung-nanggung, tidak boleh basa-basi. Ini harus betul-betul bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi perlu mengingatkan, terutama kepada para pendamping, kepada pengguna anggaran,
agar pembelian barang-barang itu pembeliannya di desa dan sekitarnya. Mungkin bisa di desa, kalau nggak bisa di kota/kecamatan.
“Jangan sampai uang yang sudah masuk desa, itu dibelikan ke kota. Hati-hati,” tutur Presiden Jokowi seraya menyampaikan harapannya agar Dana Desa Rp187 triliun , yang nanti akan ditambah lagi Rp73 triliun itu muternya di desa terus.
Kepala Negara memberi contoh, misalnya untuk membangun irigasi, membangun jalan, agar batunya dibeli dari desa, atau bisa dengan menggerakkan masyarakat untuk cari batu di sungai.
“Pasir beli dari desa itu, atau kalau nggak dari desa itu paling tidak di lingkup kecamatan. Semen, meski di kota kita beli bisa Rp2000-Rp3000 lebih murah. Tetap belilah di desa, mahal dikit nggak papa, tapi uangnya beredar di desa,” ucap Presiden Jokowi.
Dengan demikian, lanjut Presiden, manfaat pembangunan desa ini betul-betul dirasakan oleh masyarakat desa, bisa mengurangi kemiskinan di desa, bisa mengurangi kesenjangan di desa dan kota. Dan yang paling penting juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko PMK Puan Maharani, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo, Seskab Pramono Anung, Bupati Deli Serdang, pendamping desa profesional provinsi Sumatra Utara, pendamping inovasi desa, kader Posyandu, dan kader Paud.
#GP- SAWAL/Setkab/DNA/RAH/ES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar