Depok(JABAR).GP- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati karena di tahun politik sekarang ini, banyak fitnah, saling mencela, dan saling menjelekkan.
“Itu bukan nilai-nilai agama yang kita
anut, itu bukan nilai-nilai etika yang kita miliki loh, hati-hati.
Jangan sampai saling fitnah, saling mencemooh, saling menjelekkan,” kata
Presiden Jokowi saat memberikan menyerahkan 4.000 Sertifikat Tanah
untuk Rakyat di Lapangan Pemancar RRI, Cimanggis, Kelurahan Cisalak,
Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (27/9) siang.
Presiden memberi contoh fitnah yang
menyebut dirinya PKI di media sosial (medsos). Padahal, Presiden
menjelaskan, saat PKI dibubarkan tahun 1965 dirinya baru berumur 4
tahun. Artinya, masih balita (bawah lima tahun). “Apa ada PKI balita? Ya
jangan seperti itulah,” ujarnya.
Meski demikian, menurut Presiden, ada
yang percaya dengan fitnah tersebut, karena terus-menerus disampaikan,
sehingga dianggap sebagai sebuah kebenaran dan ini belum fitnah-fitnah
yang lain.
“Kalau saya difitnah-fitnah ini
sabar-sabar saja, sudah biasa, sudah makanan sehari-hari. Tapi hati-hati
yang fitnah, hati-hati yang mencela, hati-hati yang sudak mencemooh ya
kan,” ucap Presiden.
Lihat Visinya
Sebelumnya Presiden Jokowi mengemukakan,
Indonesia ini diberi anugerah oleh Allah SWT anugerah berbeda-beda
agama, berbeda-beda suku, berbeda-beda adat, berbeda-beda tradisi, dan
berbeda-beda budaya.
“Berbeda-beda semuanya. Itu sudah sunnatullah yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia,” ujar Presiden.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengajak
semua umat untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. Ia
mengingatkan, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, aset terbesar
bangsa ini adalah persatuan dan kerukunan.
“Jangan sampai, saya titip jangan sampai
karena pilihan wali kota, karena pilihan bupati, karena pilihan
gubernur, karena pilihan presiden kita menjadi kelihatan terbelah-belah.
Enggak boleh. Kita adalah saudara semuanya,” tegas Presiden.
Presiden mempersilakan jika ada pilihan,
pilih yang terbaik, ada pilihan gubernur pilih yang terbaik, sesudah
itu rukun kembali. “Jangan antartetangga enggak saling sapa, antarteman
di majelis taklim tidak saling sapa karena perbedaan pilihan, jangan
sampai,” tuturnya.
Jangan sampai karena pilihan wali kota,
pilihan bupati, pilihan gubernur, lanjut Presiden Jokowi, tidak merasa
sebagai saudara sebangsa setanah air.
“Silakan mau pilih siapa, silakan tapi
lihatlah kalau mau memilih wali kota, memilih bupati, memilih gubernur,
memilih presiden. Dilihat visinya seperti apa, ini adu program, adu ide,
adu gagasan jangan adunya adu fitnah. Lihat prestasinya apa, lihat
rekam jejaknya, track record-nya speperti apa, dilihat semuanya,” tutur Presiden.
Jadi, lanjut Presien, pilihan harus
jelas dan bukan memilih karena fitnah, karena cemooh, karena
cela-mencela, tidak seperti itu. “Itu bukan etika Indonesia, itu bukan
nilai-nilai agama kita yang kita anut,” tegasnya.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara
lain Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Sekretaris Kabinet
(Seskab) Pramono Anung, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Wakil
Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Depok Mohammad
Idris.
#GP- WILNASRI/FID/OJI/ES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar