JAKARTA.GP- Laporan demi laporan atas aksi perampasan kendaraan bermotor roda dua milik ojek online yang dilakukan oleh sekelompok preman di wilayah stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan diterima oleh Tekab sebagai organisasi transportasi online khusus bidang hukum dan anti kriminalitas, Sabtu (22/9/2018)
Hal ini adalah bentuk kekecewaan ojek online yang setiap melapor ke Kepolisian setempat berakhir ditolak ataupun hanya diminta untuk mediasi dengan para pelaku premanisme dan pelaku pungli tersebut.
"Perampasan adalah bentuk kejahatan yang tidak bisa ditolerir dan harus diusut tuntas sesuai hukum pidana berlaku, karena patut juga dipertanyakan komitmen jajaran Kepolisian untuk memberantas aksi premanisme" kata Ketua Umum Tekab Ari Nurprianto, SH melalui HP 081280909220
Dikatakannya, aksi premanisme dan pungli di stasiun Pondok Ranji, seakan terjadi pembiaran, yang dimaksud adalah apabila ada ojek online tidak sengaja memasuki area stasiun Pondok Ranji maka preman setempat langsung merampas ranmor yang digunakan oleh ojek online tersebut dan wajib menebus ranmor yang dirampas dengan jumlah ratusan ribu rupiah.
"Patut juga dipertanyakan apakah ada keterlibatan ataupun pembiaran dari oknum petugas stasiun Pondok Ranji, Tangsel atas perampasan dan pungli yang dilakukan oleh preman dilingkungan stasiun Pondok Ranji," tanya Ari Nurprianto.
Tim Saber Pungli Kemenkopolhukam wajib turun tangan menginvestigasi hal ini karena masyarakat sudah resah dan laporan yang masuk ke Kepolisian juga terkesan tidak ditangani secara serius, begitu juga lingkungan stasiun Kereta Api Pondok Ranji, Tangerang Selatan yang masuk pada wilayah instalasi Pemerintahan dibawah naungan Kementerian Perhubungan RI wajib mensterilkan area Stasiun dari tindakan melanggar hukum, premanisme dan pungli, pungkas Ari
#GP- HELMI T/RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar