Padang(SUMBAR).GP- Siapa sangka, pasien yang bernama Benria (50) warga dari Kabupaten Lubuk Sikaping yang tidak memeliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mendapat perawatan itensif di Rumah Sakit (RS) Bedah Ropana Suri yang beralamat di Jalan Aur No 8, Kelurahan Ujung Gurun, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat 25142.
Ketika ditamyakan www.goparlement.com, kenapa tidak memiliki BPJS, Benria mengaku tidak sanggup untuk membayarnya uang BPJS setiap bulannya. "Selama ini kalau sakit sakit saya cuma mebili obat di kedai saja," katanya.
Ternyata, penyakit yang ia idap itu perlu perawatan medis yang itensif dan itu harus ditangani oleh dokter spisialis.
"Saya diberitaukan oleh kawan saya untuk segera berobat ke RS Bedah Ropana di Padang, kerana penyakit yang saya idap ini perlu penanganan yang lebih teliti," sebut Benria.
Dengan bermodalkan keberania serta rasa sakit yang sudah taktertahankan lagi, maka berangkatlah Benria ke Kota Padang menju ke RS Bedah Ropana Suri. Setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap Benria, maka deketuhilah penyakit yang di idap oleh Benria itu tukak lambung, dan penangannya harus dilakukan operasi.
Singkat cerita, hampir 1 (satu) bulan Benria dirawat di RS Bedah Ropana Suri dan akhirnya pihak RS mengizinkan dia pulang kerumah karena dinyatakan oleh dokter dia telah sembuh dari penyakitnya.
Namun, kitika ia menyakan berapa dana yang harus dibayarnya selama ia dirawat RS Bedah Ropana Suri itu. Lalu pihak mengement RS menotalkan biaya yang harus dibayar oleh Benria dan menydorkan tagian pembayaran itu kepada Benria. Tentu saja ketika melihat angka di faktor tagihan itu Benria menjadi cemas, karena ia jelas tidak akan mapuh untuk melunaskan tagihan itu.
"Saya tidak punya uang sebanyak ini, uang saya ada cuma sekitar Rp 10 juta," kata Benria.
Awalan pihak management RS Bedah Ropana Suri, tetap meminta Benria untuk melunasi tagihan senilai lebih kurang Rp 29 Juta, jumlah itu adalah berdasarkan selama ia dirawat di RS. Karena tidak bisa menyelesaikan, Benria sempat menjadi tahanan RS selama 4 hari.
Dengan rasa pasrah Benria menyerah saja nasibnya kepada pihak RS. Dalam ketidak berdayaan itu, pihak RS akhirnya memangil keluarga pasien dan minta agar pasien melunasi untuk melunasi semua tagihan pembayaran RS. Tetapi, setalah pihak RS mendengarkan keterangan keluarga pasien yang menceritakan keadan nasib mereka, akhirnya pihak RS prihatin mendengarkannya.
Diluar dugaan, ternyata pihak RS Bedah Ropana memberikan solusi yang sangat meringankan terhadap beban pasiennya. Hal ini diketahui oleh www.goparlement.com saat menemui Bendahara RS Bedah Ropana.
"Kami tetap peduli kepada pasien yang tidak mampuh, yang jelas saat ini pasien kami itu telah sehat dan dokter telah mengizikan pasien kami yang bernama Benria, jadi tidak ada alasan kami untuk menahan paisen yang telah sembuh dari penyakitnya. Soal utang, itu tentu sudah menjadi beban pesien," tutup Bendahara RS Bedah Ropana yang enggan namanya dicantumkan.
Ketika ditamyakan www.goparlement.com, kenapa tidak memiliki BPJS, Benria mengaku tidak sanggup untuk membayarnya uang BPJS setiap bulannya. "Selama ini kalau sakit sakit saya cuma mebili obat di kedai saja," katanya.
Ternyata, penyakit yang ia idap itu perlu perawatan medis yang itensif dan itu harus ditangani oleh dokter spisialis.
"Saya diberitaukan oleh kawan saya untuk segera berobat ke RS Bedah Ropana di Padang, kerana penyakit yang saya idap ini perlu penanganan yang lebih teliti," sebut Benria.
Dengan bermodalkan keberania serta rasa sakit yang sudah taktertahankan lagi, maka berangkatlah Benria ke Kota Padang menju ke RS Bedah Ropana Suri. Setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap Benria, maka deketuhilah penyakit yang di idap oleh Benria itu tukak lambung, dan penangannya harus dilakukan operasi.
Singkat cerita, hampir 1 (satu) bulan Benria dirawat di RS Bedah Ropana Suri dan akhirnya pihak RS mengizinkan dia pulang kerumah karena dinyatakan oleh dokter dia telah sembuh dari penyakitnya.
Namun, kitika ia menyakan berapa dana yang harus dibayarnya selama ia dirawat RS Bedah Ropana Suri itu. Lalu pihak mengement RS menotalkan biaya yang harus dibayar oleh Benria dan menydorkan tagian pembayaran itu kepada Benria. Tentu saja ketika melihat angka di faktor tagihan itu Benria menjadi cemas, karena ia jelas tidak akan mapuh untuk melunaskan tagihan itu.
"Saya tidak punya uang sebanyak ini, uang saya ada cuma sekitar Rp 10 juta," kata Benria.
Awalan pihak management RS Bedah Ropana Suri, tetap meminta Benria untuk melunasi tagihan senilai lebih kurang Rp 29 Juta, jumlah itu adalah berdasarkan selama ia dirawat di RS. Karena tidak bisa menyelesaikan, Benria sempat menjadi tahanan RS selama 4 hari.
Dengan rasa pasrah Benria menyerah saja nasibnya kepada pihak RS. Dalam ketidak berdayaan itu, pihak RS akhirnya memangil keluarga pasien dan minta agar pasien melunasi untuk melunasi semua tagihan pembayaran RS. Tetapi, setalah pihak RS mendengarkan keterangan keluarga pasien yang menceritakan keadan nasib mereka, akhirnya pihak RS prihatin mendengarkannya.
Diluar dugaan, ternyata pihak RS Bedah Ropana memberikan solusi yang sangat meringankan terhadap beban pasiennya. Hal ini diketahui oleh www.goparlement.com saat menemui Bendahara RS Bedah Ropana.
"Kami tetap peduli kepada pasien yang tidak mampuh, yang jelas saat ini pasien kami itu telah sehat dan dokter telah mengizikan pasien kami yang bernama Benria, jadi tidak ada alasan kami untuk menahan paisen yang telah sembuh dari penyakitnya. Soal utang, itu tentu sudah menjadi beban pesien," tutup Bendahara RS Bedah Ropana yang enggan namanya dicantumkan.
#GP- BUNGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar