Jayapura(PAPUA).GP- Team Survey Papua terang yang terdiri dari 17 orang Tim
Survey (3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga Suka rela, 11 Mahasiswa:
4 orang Mahasiswa UI dari Jakarta dan 7 orang Mahasiswa Uncen adalah
Putra-Putra terbaik asli Papua) dipimpin oleh Bpk. Sugiri (koordinator
sekaligus pendamping) serta 16 orang pasukan pengamanan dari TNI
berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga Kab. Paniai dengan
menggunakan 2 unit Speed Boat. 06 Agu 2018 diserang oleh KKSB.
Awalnya, team survey tiba dan disambut baik oleh masyarakat
Distrik Wegemuka menuju arah Kp. Kinou, dengan melewati 7 Kampung yaitu
Kp. Muyadebe, Kp. Kegomakida, Kp. Uwamani, Kp. Bokoa, Kp. Ugitadi, Kp.
Dapaiba dan Kp. Kinou.
Kegiatan mereka adalah untuk melaksanakan pengambilan gambar dan dan melaksanakan pencatatan data elektronik.
Selama melewati ketujuh kampong tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Namun pada saat Team tiba di Kp. Kinou dihentikan oleh 3 (tiga) orang masyarakat Kinou dan diminta untuk kembali karena tidak membawa surat ijin dari Pemda. Selanjutnya Serma Alpius Gobay berusaha untuk negoisasi dengan ketiga masyarakat tersebut, tetapi ketiga orang masyarakat tersebut tetap bersikukuh agar Tim survey kembali.
Kegiatan mereka adalah untuk melaksanakan pengambilan gambar dan dan melaksanakan pencatatan data elektronik.
Selama melewati ketujuh kampong tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Namun pada saat Team tiba di Kp. Kinou dihentikan oleh 3 (tiga) orang masyarakat Kinou dan diminta untuk kembali karena tidak membawa surat ijin dari Pemda. Selanjutnya Serma Alpius Gobay berusaha untuk negoisasi dengan ketiga masyarakat tersebut, tetapi ketiga orang masyarakat tersebut tetap bersikukuh agar Tim survey kembali.
Untuk
menghidari benturan dengan masyarakat, Team kembali menuju ke pelabuhan
Kp. Muyadebe Distrik Wegemuka, tetapi pada saat tiba di Kp. Bokoa, Team
dikejar oleh sekitar 50 orang KKSB dan masyarakat dengan membawa
sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, parang dan
kampak.
Tidak beberapa lama kemudian dari kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kp. Bokoa keluar sekitar 30 orang KKSB dan dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, kampak dan parang untuk mengepung Team Survey. Mereka mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI.
Anggota TNI dibawah pimpinan Serma Alfius Gobay berusaha melakukan perlawanan untuk mempertahankan senjatanya, namun karena jumlah yang tidak berimbang akhirnya KKSB berhasil merampas 3 pucuk senjata senapan panjang.
Tidak beberapa lama kemudian dari kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kp. Bokoa keluar sekitar 30 orang KKSB dan dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, kampak dan parang untuk mengepung Team Survey. Mereka mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI.
Anggota TNI dibawah pimpinan Serma Alfius Gobay berusaha melakukan perlawanan untuk mempertahankan senjatanya, namun karena jumlah yang tidak berimbang akhirnya KKSB berhasil merampas 3 pucuk senjata senapan panjang.
Sementara
itu ratusan warga Masyarakat yang mendukung dan melindungi Team survey
berdatangan dan mengusir kelompok KKSB. Untuk menghindari jatuh korban
masyarakat sipil, Serma Alifius Gobay memerintahkan kepada seluruh
anggota agar tidak ada yang mengeluarkan tembakan.
Akibat
kejadian tersebut beberapa orang anggota TNI mengalami luka-luka antara
lain: Serma Alfius Gobay selaku Dantim pengamanan putra asli Papua
mengalami luka Bibir pecah kena pukulan benda tumpul; Sertu Yauji luka
memar di bagian punggung sebelah kiri kena pukulan balok; Sertu Hardi
luka lebam di muka; Kopda Karyadi luka sobek di atas pelipis dan kaki
kanan kena kampak; Prada Irfannudin luka sobek kepala belakang sedangkan
Team survey lainnya dalam keadaan aman dan saat ini seluruh korban
telah dievakuasi ke Paniai,
selanjutnya korban Kopda Karyadi dan Prada Irfandi mendapat perwatan medis di RSUD Kab Paniai.
Team
survey ini bekerja dalam rangka mendukung program pemerintah Papua
Terang, sehingga diharapkan seluruh masyarakat Papua sampai ke pedalaman
menikmati penerangan listrik. Namun sangat disayangkan karena adanya
sekelompok orang selalu menghambat proses pembangunan di tanah Papua
melakukan tindakan kekerasan dan tidak ber-Prikemanusiaan. Ujar Kapendam
XVII/Cenderawasi Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Mereka
ini mempersenjatai diri secara Illegal dan selalu membuat kekacauan di
tanah Papua, dengan dalih perjuangan kemerdekaan Papua pisah dari NKRI.
Padahal merekalah yang telah merampas kemerdekaan Masyarakat Papua.
Mereka menciptakan terror, melakukan pembantaian baik terhadap
masyarakat sipil maupun terhadap aparat keamanan.
Bayangkan
sekelompok Mahasiswa (Sebagian dari mereka adalah putra-putra terbaik
asli Papua) beserta tenaga ahli dari PLN melaksanakan survey untuk
mewujudkan program Pemerintah Papua terang. Dengan harapan agar seluruh
wilayah Papua hingga ke pelosok menikmati penerangan listrik untuk
kesejahteraan rakyat. Sebaliknya KKSB menyerang Team dan melakukan
tindakan kekerasan, melukai aparat keamanan, merampas senjata dan yang
paling penting mereka menghambat proses pembangunan di Papua.
Nanti
bila aparat keamanan melaksanakan penindakan hukum mereka lantas
berteriak-teriak minta perlindungan kepada LSM-LSM, Komnas HAM bahkan
Pendeta-pendeta yang mendukung tindakan kekejaman mereka. Aidi
menambahkan.
#GP-SAWAL/RED.
#Otentikasi: Kapendam XVII/Cenderawasi
#Otentikasi: Kapendam XVII/Cenderawasi
Kolonel Inf Muhammad Aidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar