JAKARTA.GP- Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa peningkatan cadangan devisa sangat penting untuk mewujudkan ketahanan ekonomi nasional. Hal tersebut ia sampaikan saat memimpin rapat terbatas lanjutan mengenai upaya memperkuat cadangan devisa negara di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa siang, 14 Agustus 2018.
"Memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting yang harus kita lakukan agar ketahanan ekonomi kita semakin kuat terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global termasuk dampak yang terakhir terjadi di perekonomian Turki," ujar Presiden mengawali arahannya.
Presiden menyebut bahwa selain mengupayakan peningkatan cadangan devisa, di saat yang sama pemerintah juga harus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi yang rendah, serta menjaga agar defisit transaksi berjalan berada pada level yang aman.
"Kalau saya lihat dari sisi fiskal, sekarang ini saya kira Menteri Keuangan telah mengelola dengan kehati-hatian yang sangat. Defisit APBN kita 2,12 (persen) dan tahun depan kita sudah akan turun di bawah 2," ucap Kepala Negara.
Adapun mengenai kebijakan moneter, Presiden mengatakan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sudah berjalan baik. Demikian halnya dengan yang telah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan yang berhasil menjaga rasio permodalan perbankan yang kuat.
"Saya melihat pengelolaan oleh Bank Indonesia sangat hati-hati, sangat _prudent_. Saya kira ini akan terus kita dukung dan juga di sisi OJK kalau kita lihat juga CAR (rasio permodalan) perbankan kita masih sangat kuat, berada pada posisi 20 persen lebih, 22 tepatnya sehingga hal-hal inilah yang harus terus kita jaga," tuturnya.
*Tata Kelola Ekspor-Impor*
Dalam rapat terbatas kali ini, Kepala Negara memantau tindak lanjut dari apa yang diinstruksikannya dalam rapat terbatas pada 31 Juli 2018 lalu. Saat itu, Presiden meminta jajaran terkait untuk melakukan upaya peningkatan ekspor dan mengendalikan impor sebagai bagian dari strategi memperkuat cadangan devisa negara.
"Saya minta hari ini akan saya _update_ satu per satu _problem_ di lapangan yang kira-kira menjadi hambatan sehingga kita benar-benar bisa memperkuat cadangan devisa kita," ucapnya.
Dirinya juga menekankan pentingnya menerapkan skala prioritas dalam melakukan impor sehingga impor barang dapat dikendalikan untuk sementara waktu.
"Di Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai, pengendalian impor saya kira betul-betul kita cermati secara detail dan cepat sehingga impor barang yang memang sangat penting dan sangat tidak penting itu bisa kita ketahui," kata Presiden.
Sementara berkaitan dengan peningkatan ekspor, Presiden Joko Widodo menantikan adanya terobosan terbaru dalam upaya meningkatkan daya saing ekspor nasional. Sistem perizinan terintegrasi yang beberapa waktu lalu diluncurkan diminta olehnya untuk terus dipantau dampak dan kemanfaatannya bagi industri utamanya yang berorientasi ekspor.
Sebelum mengakhiri arahannya, satu strategi peningkatan cadangan devisa negara kembali diutarakan oleh Presiden dengan mempercepat pembangunan infrastruktur yang berorientasi pariwisata. Melalui sektor tersebut, negara diyakini akan mampu menambah cadangan devisanya.
"Terakhir, saya ingatkan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata. Terutama pada lokasi-lokasi pariwisata prioritas yang telah kita letakkan. Karena sektor ini akan cepat mampu menambah dan memperkuat cadangan devisa kita," ujarnya.
#GP-SAWAL/SETPERS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar