Palembang(SUMSEL).GP- Astaghfirlulah, betapa terkejutanya kita selaku umat islam ketika membaca pemberitaan yang dilansir www.sumateradeadline.co.id, tentang stemen Kasatlantas Polresta Palembang, Kompol Andi Baso Rahman, yang bakal membubarkan Sholat Idul Adha jika masyarakat tetap melaksanakannya di jalan raya dan diatas jembatan Ampera.
Kompol Andi Baso Rahman mengatakan, terkait adanya info penutupan jembatan ampera karena akan digunakan Sholat Ied agar dicermati bahwa saat ini Kota Palembang-Jakarta sedang melaksanakan kegiatan asian games 2018 yang melibatkan negara-negara sahabat.
“Ini kan membawa nama baik negara kita Indonesia, terkait dengan hal tersebut maka tidak ada penutupan atau penggunaan jembatan ampera untuk Sholat Ied dan juga telah kami sampaikan parkir jamaah Sholat Ied pada masjid Agung agar tidak mengganggu jalur/route utama yang akan dilalui oleh para peserta dari Negara-Negara sahabat Asian Games 2018” ungkapnya melalui pesan WhatsApp Senin (20/8).
Mengenai apakah Jembatan Ampera dapat digunakan untuk Sholat Ied, Andi dengan tegas mengungkapkan tidak akan memberi izin kepada masyarakat yang akan melakukan prosesi ibadah Sholat Ied di jalanan.
Lanjutnya, dirinya menyarankan warga Palembang untuk melaksanakan sholat ditempat yang semestinya, yakni di dalam masjid, bukan di jalan atau pun jembatan.
“Masjid masih ada dan bisa digunakan. Kalau masih ada yang sholat dijalan atau di jembatan kami bubarkan,” ujarnya.
Atas pernyataan Kasatlantas tersebut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumatera Selatan, Habib Mahdi Muhammad Syahab menilai, pembubaran tersebut tak pantas dilakukan karena bersinggungan dengan prosesi keagamaan di Kota Palembang.
Apalagi, Sholat di atas Jembatan Ampera sudah menjadi tradisi warga Palembang sejak lama.
“Salah pembubaran itu, tidak bagus kata-katanya. Sholat di jembatan itu bukan setahun dua tahun, tapi sudah lama, jadi tradisi,” ungkapnya, Senin (20/8).
Lanjutnya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh Kepolisian untuk mencari alternatif bagaimana seharusnya.
Bahkan menurutnya, Sholat Ied menurut Habib Mahdi hanya berlangsung dua jam di pagi hari.
“Cobalah kepolisian bisa cari alternatif lain, peserta Asian Games bisa dialihkan ke Musi II, coba mengalah sedikit. Masak warga terus yang mengalah untuk Asian Games,” bebernya.
#GP-RED/SP
Kompol Andi Baso Rahman mengatakan, terkait adanya info penutupan jembatan ampera karena akan digunakan Sholat Ied agar dicermati bahwa saat ini Kota Palembang-Jakarta sedang melaksanakan kegiatan asian games 2018 yang melibatkan negara-negara sahabat.
“Ini kan membawa nama baik negara kita Indonesia, terkait dengan hal tersebut maka tidak ada penutupan atau penggunaan jembatan ampera untuk Sholat Ied dan juga telah kami sampaikan parkir jamaah Sholat Ied pada masjid Agung agar tidak mengganggu jalur/route utama yang akan dilalui oleh para peserta dari Negara-Negara sahabat Asian Games 2018” ungkapnya melalui pesan WhatsApp Senin (20/8).
Mengenai apakah Jembatan Ampera dapat digunakan untuk Sholat Ied, Andi dengan tegas mengungkapkan tidak akan memberi izin kepada masyarakat yang akan melakukan prosesi ibadah Sholat Ied di jalanan.
Lanjutnya, dirinya menyarankan warga Palembang untuk melaksanakan sholat ditempat yang semestinya, yakni di dalam masjid, bukan di jalan atau pun jembatan.
“Masjid masih ada dan bisa digunakan. Kalau masih ada yang sholat dijalan atau di jembatan kami bubarkan,” ujarnya.
Atas pernyataan Kasatlantas tersebut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumatera Selatan, Habib Mahdi Muhammad Syahab menilai, pembubaran tersebut tak pantas dilakukan karena bersinggungan dengan prosesi keagamaan di Kota Palembang.
Apalagi, Sholat di atas Jembatan Ampera sudah menjadi tradisi warga Palembang sejak lama.
“Salah pembubaran itu, tidak bagus kata-katanya. Sholat di jembatan itu bukan setahun dua tahun, tapi sudah lama, jadi tradisi,” ungkapnya, Senin (20/8).
Lanjutnya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh Kepolisian untuk mencari alternatif bagaimana seharusnya.
Bahkan menurutnya, Sholat Ied menurut Habib Mahdi hanya berlangsung dua jam di pagi hari.
“Cobalah kepolisian bisa cari alternatif lain, peserta Asian Games bisa dialihkan ke Musi II, coba mengalah sedikit. Masak warga terus yang mengalah untuk Asian Games,” bebernya.
#GP-RED/SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar