Padang Panjang(SUMBAR).GP- Khairul Amal El Hifzi ( 19) dan Arif Rahmatul Aji (19) kini harap-harap cemas. Keduanya diterima di Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir. Namun keduanya tidak punya uang. Mereka dari Kayu tanam, Padang Pariaman, sudah dinyatakan lulus dan diterima di universitas terkenal tersebut.
Jika mengharapkan dari orangtua mereka saja tidaklah akan tercapai. Khairul tamatan MAKN Muhammadiyah, Kauman Padang Panjang. Sedangkan Arif tamatan MAN 2 Limo kaum, Batusangkar juga Santri Ponpes Darul Ulum Padang Magek. Mereka tamatan tahun 2018.
Senin (6/8) keduanya bertamu ke kantor Dinas Kominfo Padang Panjang dan menyampikan keluh kesahnya tentang kekurangan biaya untuk belajar ke Mesir.
Tahap awal, untuk biaya keberangkatan ke Mesir, masing-masing perlu biaya sekitar Rp30 juta. Untuk mendapatkan biaya itulah keduanya berkonsultasi ke Dinas Kominfo dan diterima Ampera Salim yang sehari-hari menjabat sebagai sekretaris di dinas yang menjadi corong pemerintah daerah tersebut. Ikut juga Ketua PWI Padang Panjang Syamsudarman dan beberapa wartawan yang hadir saat itu.
“Tolong dibantu saya Pak. Kami butuh biaya. Kemana kami akan mengadu,” katanya dengan wajah sendu.
Kepada wartawan Khairul mengaku baru bisa mengumpulkan uang Rp7 jutaan. Sedangkan Arif baru Rp4 juta. Pengakuan keduanya, uang tersebut pun berasal dari sumbangan orang-orang yang peduli kepada mereka.
Kairul merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Syatrul Hizi –Triwales Asih Indriani. Syatrul bekerja sebagai mekanik kecil-kecilan, sedangkan istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga.
Sementara Arif anak ke enam dari tujuh bersaudara pasangan suami istri Ajirin dengan Mawarni Murni. Ajir hidup bertani di Lubuk Napa, Anduring, Kayutanam. Ibunda Arif hanyalah seorang ibu rumah tangga dan dalam keseharian membantu suaminya sebagai petani di ladang.
Semenjak dinyatakan lulus di Universitas Al Azhar melalui Kementerian Agama RI 30 Juni 2015 lalu, keduanya benar-benar bangga. Tidak mudah untuk lulus. Keduanya bersaing dengan 7.000-an calon mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Sebelumnya, setelah mendaftar secara online Kahrul menjalani ujian tertulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan Arif mengikuti tes di UIN Susqa Riau di Pekanbaru dan dinyatakan lulus.
Namun di balik rasa bangga kelulusan itu, baik Khairul dan Arif terkendala dengan biaya kuliah yang diperlukan.
Uang puluhan juta yang dibutuhkan tidak mudah didapat. Mengandalkan uang dari orang tua saja tidaklah mungkin. Berapa benarlah penghasilkan kedua orang tua mereka. Untuk hidup sehari-hari saja sudah berhemat-hemat. Adik-adik Arif juga butuh biaya sekolah.
Pengakuan Arif dan Khairul, saat ini paspor sudah mereka siapkan termasuk persyaratan ain yang dibutuhkan.
Arif Rahmatul Aji terbilang anak berprestasi. Tahun 2017 Arif merupakan juara pertama lomba musabaqah fahmil Quran pada pekan musbaqah kampus (PKMK) tingkat SLTA se-Sumatra Barat.
Di tahun yang sama Arif terbaik dua MTQ Smanssu Gempati Muharram ke-6 tingkat SLTA se-Sumbar dan juara pertama Olimpiade Toafl dalam lomba bertema Opitimalisasi dan eksistensi bahasa Arab dan seni berbahasa dan berbudaya di bumi Minangkabau.
Sedangkan di bangku sekolah, berkali-kali tampil sebagai juara di kelasnya.
Tidak jauh beda dengan Khairul. Ia berhasil menamatkan pendidikan di MAKN Kauman Padang Panjang dengan nilai rata-rata 83 dan dari bangku kelas I sampai tiga di Kauman, berkali-kali juara kelas diraihnya. Paling tidak tiap menerima rapor semester masuk 10 besar.
Menunggu jadwal keberangkatan ke Mesir September mendatang, kini keduanya berupaya menghubungi orang-orang yang peduli pada mereka. Ditunggu kepedulian kita bersama.
#GP-CE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar