Anak SAD Bathin VIII Sarolangun Ikut Rayakan HUT RI ke 73 Walau Kelihatan Kumal dan Tanpa Alas Kaki - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Anak SAD Bathin VIII Sarolangun Ikut Rayakan HUT RI ke 73 Walau Kelihatan Kumal dan Tanpa Alas Kaki

Sabtu, Agustus 18, 2018


Sarolangun(JAMBI).GP- perayaan HUT RI ke 73 dengan rangkaian kegiatan seremonial serta lomba seni, budaya dan olahraga yang diikuti para siswa sekolah tingkat dasar, menengah serta anak Paud dan TK menjadi agenda rutin tahunan.

Begitu pun di Kabupaten Sarolangun-Jambi, Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Sabtu (18/8/2018) Para siswa ikut bersuka ria dalam perhelatan kemerdekaan ini, dengan pakaian karnaval berpawai ria menyemarakkan momen dalam nuansa kemerdekaan.

Dalam pantauan media ini, satu hal yang sangat menarik perhatian, dengan usia kemerdekaan yang ke 73 tahun ini, masih terlihat adanya iring-iringan Anak SAD (Suku anak dalam) yang merupakan siswa  SD 89 Pulau Lintang Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun-Jambi berkarnaval dengan pakaian seadanya.

Ini dapat menjadi bukti, bahwa hasrat untuk merasakan keceriaan dan suka cita itu bukan hanya dirasakan oleh anak-anak sekolah umum lainnya yang bersekolah dengan serba kecukupan pakaian, biaya serta fasilitas yang layak.

Rasa untuk gembira dan bahagia tersebut juga dimiliki anak-anak SAD yang tak berkecukupan pakaian dan biaya sekolah, malahan terlihat memakai pakaian sehari-hari yang kelihatan kumal.

Rombongan anak SAD ini didampingi Temenggung Lintas dan Jenang Mustapa yang merupakan kepala kampung dan kepala suku SAD Kecamatan Bathin VIII.

Menurut imformasi yang diperoleh media ini, SDN 89 yang beralamat di Desa Pulau Lintang-Bathin VIII memiliki siswa sekitar 80 orang, dalam mengikuti karnaval (pawai) tidak memakai kostum karnaval seperti siswa sekolah pada umumnya, mereka hanya memakai baju pramuka dan merah putih seragam sekolah dan kebanyakan memakai pakaian sehari hari dan ada yang sempat tanpa memakai alas kaki, namun setelah berjalan sekitar 500 meter dibawakan sendal jepit oleh Jenang Mustapa, pengiring iring-iringan anak SAD itu.

Namun dengan segala keterbatasan itu, anak-anak dari kelompok suku terbelakang yang bedomosili di Kabupaten Sarolangun- Jambi ini, sudah bersekolah, berbeda dengan para orang tua mereka yang tidak mengenyam pelajaran di bangku pendidikan.

"Baru anak kami lah yang sekolah, yang akan menyicip pendidikan, kalau kami belum ", kata Jenang Mustapa kepada media ini di tengah barisan karnaval itu.

Ketika ditanya bagaimana anak SAD tersebut berpakaian seragam di sekolah, Jenang Mustapa menyebutkan hanya sebagian yang memiliki seragam.
"Sebagian bae yang lengkap pak, Pramuka, Merah pitih, olah raga dan batik, itu pun tidak semuanya", sebut Jenang Mustapa.

Begitupun dalam hal spanduk karnaval sebagai pertanda mewakili sekolah, mereka tidak ada.


"Spanduk pun kami dak punyo, sebab keterbatasan dana tu lah, kami tau pakai spanduk, tapi dakdo dana", ungkapnya.


Jenang juga mengungkapkan keinginan anak SAD terhadap berbagai jenis olahraga dan seni yang diperlombakan pada perayaan peringatan HUT RI dan perayaan hari besar lainnya, namun terkendala karena tidak punya biaya.

"Kami ado lah kebudayaan dan seni, dan mau olahraga, cuma untuk biaya kegiatan kami dakdo dana", lanjutnya.

Jenang Mustapa berharap perhatian Pemerintah dalam hal penyaluran bakat anak SAD dalam olahraga, budaya dan seni, "Kami berharap bakat anak- anak kami tersalur, kalau tidak, balek sekolah anak-anak akan tetap masuk hutan, ke sungai, ado yg pegi dewek ado yang ikut bapaknyo cari babi", urai Jenang Mustapa.

Penuturan Jenang Mustapa dibenarkan oleh Temenggung Lintas, "Gawe sayo baburu lah pak. dari hari ka hari, balek anak dari sekolah, kami bawak baburu, kalu dak Nyo barayau  bae", sebut Temenggung Lintas, yang mengaku mempunyai 4 orang anak, 2 orang sudah sekolah, dan yang perempuan berumur 11 tahun. "Yang gadis lah berumur 11 tahun, sudah ado calonnyo nak balaki", ucap Temenggung Lintas.

Tentang melanjutkan sekolah anak, Temenggung Lintas secara jujur mengatakan sangat berkeinginan agar anak-anaknya  bisa melanjutkan pendidikan, namun katanya terkendala penghasilan yang tak menentu.

"Macam mano lah, gawe hari ka hari baburu, kadang dapat kadang idak, pernah sampai duo minggu dak dapat, macam mano nak nyakolahkan anak", lanjutnya.

Hingga selesai percakapannya dengan media ini, Temenggung Lintas berharap difasilitasi lahan pertanian oleh Pemerintah, "Kalau biso kami mintak dikasih lahan kebun macam orang dusun tu, nak lah kami", tutup Temenggung.

Seperti barisan karnaval anak sekolah lainnya, saat sampai di rumah dinas Bupati, barisan anak SAD ini juga memberikan penghormatan kepada Bupati dan pejabat pemerintah Kabupaten Sarolangun di tribun kehormatan, dengan gaya mereka.

#GP-AF.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HASIL PEMILU

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS