Ketua DPR Bambang Soesatyo sesaat setelah menerima penyematan Brevet Hiu Kencana di Pangkalan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jaka/jk
Tanjung Priok(JAKARTA).GP- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, setidaknya Indonesia membutuhkan tambahan kapal selam. Sesuai dengan minimum essential force (MEF), setidaknya Indonesia harus memiliki 12 hingga 16 unit kapal selam.
“Saat ini kita baru punya 5 unit kapal selam. Ke depan harus segera ditambah, karena kapal selam ini akan menjalankan tugas-tugas intelijen serta tugas khusus di bawah laut,” terang Bamsoet, sapaan akrabnya, sesaat setelah menerima penyematan Brevet Hiu Kencana bersama 10 pejabat tinggi negara lainnya di Pangkalan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Kapal Selam KRI Ardadedali-404 yang digunakan pada proses penyematan Brevet Hiu Kencana ini memiliki panjang 61,3 meter, bobot 1.280 ton dan mampu mencapai 21 knot saat menyelam di bawah air. Selain itu, kapal selam ini mempunyai empat mesin diesel MTU12V493 dengan jarak mencapai 18.520 Km dan dilengkapi peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533mm serta peluru kendali anti kapal.
“Sekali lagi selamat kepada Pak Kasal (Kepala Staf TNI Angkatan Laut, RED), inilah kapal selam baru yang kita beli dari Korea dengan kecanggihan yang luar biasa. Saya juga berpesan kepada Kepala Bappenas agar persenjataan ke depan untuk ditingkatkan. Kalau sekarang masih pakai torpedo, harus ditingkatkan dengan rudal,” tambah Bamsoet.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adjie menjelaskan sebagai salah satu Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), kapal selam yang ada saat ini adalah milik bangsa dan rakyat Indonesia. Dan TNI Angkatan Laut yang merawat serta siap untuk mengamankan kedaulatan dan keamanan NKRI.
“Saat ini kita menunjukkan kepada rakyat dan bangsa bahwa saat ini TNI AL mendapatkan satu Alutsista yang siap dipakai untuk tugas-tugas mengamankan kedaulatan negara,” tambahnya.
Di lambung Kapal Selam KRI Ardadedali-404, Kasal Laksamana TNI Siwi Adjie memimpin upacara penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana kepada 10 orang pejabat Negara lainnya. Setelah terlebih dahulu ia juga menerima penyematan Brevet Hiu Kencana di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT).
Upacara penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan TNI AL, khususnya Satuan Kapal Selam kepada seluruh tokoh, warga, serta jajaran TNI dan TNI Angkatan Laut yang berjasa, memberi perhatian, perjuangan maupun pengorbanan bagi kejayaan TNI Angkatan Laut serta kemajuan dan pengembagan kapal selam.
Brevet Hiu Kencana sendiri merupakan simbol pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam, dalam taktik dan teknik peperangan bawah permukaan laut, yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan jiwa korsa bagi para pemakainya.
Demikian juga personel pengawak di kapal selam, memerlukan berbagai kriteria khusus yang harus dipenuhi, baik dari aspek fisik, kesehatan kejiwaan dan kesamaptaan jasmani, serta mampu bekerjasama sebagai teamwork yang solid. Tuntutan kriteria ini, menjadi pembeda antara prajurit kapal selam dengan prajurit yang berdinas di tempat lainnya.
#GP-SAWAL
Sumber : dpr.go.id
“Saat ini kita baru punya 5 unit kapal selam. Ke depan harus segera ditambah, karena kapal selam ini akan menjalankan tugas-tugas intelijen serta tugas khusus di bawah laut,” terang Bamsoet, sapaan akrabnya, sesaat setelah menerima penyematan Brevet Hiu Kencana bersama 10 pejabat tinggi negara lainnya di Pangkalan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Kapal Selam KRI Ardadedali-404 yang digunakan pada proses penyematan Brevet Hiu Kencana ini memiliki panjang 61,3 meter, bobot 1.280 ton dan mampu mencapai 21 knot saat menyelam di bawah air. Selain itu, kapal selam ini mempunyai empat mesin diesel MTU12V493 dengan jarak mencapai 18.520 Km dan dilengkapi peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533mm serta peluru kendali anti kapal.
“Sekali lagi selamat kepada Pak Kasal (Kepala Staf TNI Angkatan Laut, RED), inilah kapal selam baru yang kita beli dari Korea dengan kecanggihan yang luar biasa. Saya juga berpesan kepada Kepala Bappenas agar persenjataan ke depan untuk ditingkatkan. Kalau sekarang masih pakai torpedo, harus ditingkatkan dengan rudal,” tambah Bamsoet.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adjie menjelaskan sebagai salah satu Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), kapal selam yang ada saat ini adalah milik bangsa dan rakyat Indonesia. Dan TNI Angkatan Laut yang merawat serta siap untuk mengamankan kedaulatan dan keamanan NKRI.
“Saat ini kita menunjukkan kepada rakyat dan bangsa bahwa saat ini TNI AL mendapatkan satu Alutsista yang siap dipakai untuk tugas-tugas mengamankan kedaulatan negara,” tambahnya.
Di lambung Kapal Selam KRI Ardadedali-404, Kasal Laksamana TNI Siwi Adjie memimpin upacara penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana kepada 10 orang pejabat Negara lainnya. Setelah terlebih dahulu ia juga menerima penyematan Brevet Hiu Kencana di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT).
Upacara penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan TNI AL, khususnya Satuan Kapal Selam kepada seluruh tokoh, warga, serta jajaran TNI dan TNI Angkatan Laut yang berjasa, memberi perhatian, perjuangan maupun pengorbanan bagi kejayaan TNI Angkatan Laut serta kemajuan dan pengembagan kapal selam.
Brevet Hiu Kencana sendiri merupakan simbol pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam, dalam taktik dan teknik peperangan bawah permukaan laut, yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan jiwa korsa bagi para pemakainya.
Demikian juga personel pengawak di kapal selam, memerlukan berbagai kriteria khusus yang harus dipenuhi, baik dari aspek fisik, kesehatan kejiwaan dan kesamaptaan jasmani, serta mampu bekerjasama sebagai teamwork yang solid. Tuntutan kriteria ini, menjadi pembeda antara prajurit kapal selam dengan prajurit yang berdinas di tempat lainnya.
#GP-SAWAL
Sumber : dpr.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar