Dari Desa Tertinggi ke Suhu Tinggi Demi Berhaji (2-habis) - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Dari Desa Tertinggi ke Suhu Tinggi Demi Berhaji (2-habis)

Sabtu, Juli 28, 2018
(Foto: Dok MCH)


Madinah(ARAB SAUDI).GP- Fathoni sempat terperanjat saat Tim MCH yang berkunjung ke kamarnya memberitahu bahwa saat wukuf diperkirakan suhunya mencapai 52 derajat celcius. Meski begitu dia tetap yakin bahwa niatnya beribadah akan diberikan kemudahan. Fathoni dan Jemaah asal Sembungan lainnya tidak memiliki persiapan khusus menghadapi teriknya Saudi. Dia hanya memberitahukan ke teman-temannya untuk selalu memakai sandal saat di luar, minum yang cukup, dan menyemprotkan air ke muka sesering mungkin.

Fathoni menuturkan, sebanyak 14 jemaah haji berangkat dari desanya. Enam di antaranya adalah pasangan suami-istri beserta satu duda dan satu janda. Yang tertua di rombongan itu berusia 61 tahun dan yang paling muda 30 tahun. Rentang usia itu tergolong muda dibandingkan rerata total jemaah Indonesia.

Seluruhnya adalah petani kentang yang merupakan komoditas tanam utama daerah itu selain hotel “Memang di desa kami daftar hajinya muda-muda,” kata Fathoni.

Menurutnya, warga desa mereka sadar, dikelilingi gunung-gunung bukan saja berarti keindahan. Ia juga adalah resiko mengingat kebanyakan masih aktif. Sebab itu, banyak warga desa serius beribadah termasuk termasuk berupaya menabung sejak dini untuk berangkat ke Tanah Suci.

Selain itu, tinggal di daerah dingin, mereka juga kerap diingatkan bahwa ibadah haji memerlukan fisik prima, terutama di daerah panas seperti Makkah dan Madinah. Untung bagi mereka karena terbiasa “olah fisik” dengan naik lereng gunung membawa hasil bumi maupun pupuk untuk pertanian mereka.

Mudianto (38 tahun) warga Sembungan lainnya mengatakan sudaj sejak lama menabung dari hasil bertani kentang untuk berangkat ke Tanah Suci. Ia terbiasa menyisihkan hasil panen musiman kentang bersama istrinya dan akhirnya mendaftar haji tujuh tahun lalu, saat baru berusia 31 tahun. “Alhamdulillah sangat cukup untuk naik haji,” kata dia saat ditanyai soal penghasilannya sambil tertawa lebar.

Ia juga menyatakan kaget dengan cuaca di Tanah Suci. Dari desa, ia hanya membawa baju- baju tipis untuk mengantisipasi panas. Bekal selanjutnya, kata dia adalah doa. “Mudah-mudahan Allah membuat hawa di Tanah Suci enak buat badan kami,” kata dia.


#GP-Artikel Asli
#FZ/AB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS