Lubuk Sikaping(SUMBAR).GP- Silaturahmi dengan keluarga besar menjadi salah satu momen istimewa yang ditunggu umat Islam untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Hal tersebut juga berlaku di keluarga besar bapak M. Saleh Lubis, SE. MSi
Bapak M. Saleh Lubis mengaku bahwa budaya silaturhmi dengan mengunjungi Keluarga merupakan salah satu tradisi wajib yang harus dijalankan. Tak hanya kepada keluarga namun hal tersebut juga berlaku untuk meminta maaf kepada para tetangga.
"Kalau Lebaran di rumah itu sungkem ke ibu dan orang lebih di tuakan Nunggu kakak dan adek terus salam, salaman ke tetangga juga ke abang yang lebih tua.
Lebih lanjut bapak M. Saleh lubis menjelaskan bahwa momen Lebaran selalu ditunggu untuk bisa saling memberikan maaf. Bahkan di hari fitri tersebut menjadi waktu yang tepat untuk saling menyapa orang-orang yang jarang bisa dijumpai. Selain itu, pembagian uang THR juga menjadi tradisi wajib di keluarga besar.
"Lebaran itu bisa kumpul sama keluarga, halal bihalal. Saat itu adalah momen indah ketemu saudara-saudara yang selama ini lama enggak ketemu. Kita bisa maaf maafan, bisa saling cerita, senanglah pokoknya. Yang jarang silaturahmi pasti banyak salahnya," kata bapak M. Saleh Lubis ini.
"Iya kalau itu mah memang sudah jadi tradisi ya. Kalau ada kelebihan rejeki kan memang diwajibkan untuk berbagi ya dengan saudara. Seperti yang lain lainlah sama. Enggak pakai budget khusus. Pokok kalau ketemu ya kita kasih saja. Sesuai dengan kemampuanlah pokoknya.
Sementara itu, saat ditanya awak media online apakah ia mudik ke kampung halaman, bapak M. Saleh lubis pun menjelaskannya. Meskipun sang ibu dan ayah telah meninggal namun bapak M. Saleh tetap mengunjungi untuk bisa berSilaturahmi dengan keluarga di kampung halamannya, Di Rao.
"Biasanya dua hari setelah Lebaran agenda silaturahmi mengunjungi Keluarga bapak M. Thamrin dan Nohe selalu dilaksanakan setiap tahunnya. "tutupnya.
#GP-RCH.
Bapak M. Saleh Lubis mengaku bahwa budaya silaturhmi dengan mengunjungi Keluarga merupakan salah satu tradisi wajib yang harus dijalankan. Tak hanya kepada keluarga namun hal tersebut juga berlaku untuk meminta maaf kepada para tetangga.
"Kalau Lebaran di rumah itu sungkem ke ibu dan orang lebih di tuakan Nunggu kakak dan adek terus salam, salaman ke tetangga juga ke abang yang lebih tua.
Lebih lanjut bapak M. Saleh lubis menjelaskan bahwa momen Lebaran selalu ditunggu untuk bisa saling memberikan maaf. Bahkan di hari fitri tersebut menjadi waktu yang tepat untuk saling menyapa orang-orang yang jarang bisa dijumpai. Selain itu, pembagian uang THR juga menjadi tradisi wajib di keluarga besar.
"Lebaran itu bisa kumpul sama keluarga, halal bihalal. Saat itu adalah momen indah ketemu saudara-saudara yang selama ini lama enggak ketemu. Kita bisa maaf maafan, bisa saling cerita, senanglah pokoknya. Yang jarang silaturahmi pasti banyak salahnya," kata bapak M. Saleh Lubis ini.
"Iya kalau itu mah memang sudah jadi tradisi ya. Kalau ada kelebihan rejeki kan memang diwajibkan untuk berbagi ya dengan saudara. Seperti yang lain lainlah sama. Enggak pakai budget khusus. Pokok kalau ketemu ya kita kasih saja. Sesuai dengan kemampuanlah pokoknya.
Sementara itu, saat ditanya awak media online apakah ia mudik ke kampung halaman, bapak M. Saleh lubis pun menjelaskannya. Meskipun sang ibu dan ayah telah meninggal namun bapak M. Saleh tetap mengunjungi untuk bisa berSilaturahmi dengan keluarga di kampung halamannya, Di Rao.
"Biasanya dua hari setelah Lebaran agenda silaturahmi mengunjungi Keluarga bapak M. Thamrin dan Nohe selalu dilaksanakan setiap tahunnya. "tutupnya.
#GP-RCH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar