JAKARTA.GP- Beberapa hari belakangan publik dikejutkan dengan berita aksi terorisme, kali ini tak tanggung-tanggung yang menjadi targetnya Mako Brimob, dan markas-markas kepolisian lainnya, seperti Polrestabes Surabaya dan Mapolda Riau.
Berbagai komentar datang dari sejumlah kalangan, utamanya berasal dari para Elite, mereka menghujat, mengutuk dan menyumpah serapah atas aksi tak berperi kemanusiaan yang dilakukan para teroris, Jika saya menyebut tindakan tak terpuji ini sebagai perbuatan terkutuk yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan agama, sementara ajaran agama manapun dimuka bumi ini tidak ada satu ayatpun yang membenarkan dan mengajarkan perbuatan kekerasan apalagi hingga merenggut nyawa banyak orang yang tak berdosa.
Malah perbuatan semacam itu sangat dilarang bahkan dosa besar ganjarannya. Pertanyaan besar bagi kita adalah siapa manusia yang mampu memberikan pelajaran dan bahkan kalau boleh dikatakan doktrin yang dengan sedemikian hebat ditujukan kepada mereka yang kemudian dicap sebagai para teroris tersebut sampai mau dan rela mengorbankan nyawa nya tanpa ada rasa takut dan merasa bersalah sedikitpun melakukan Bom bunuh diri yang sangat luar biasa dahsyat tersebut, manusia mana yang mampu melakukan tindakan dengan tenang nya membawa sebuah Bom di badan nya yang jelas Dia ketahui akan meluluh lantahkan diri sendiri. Pastilah ada sesuatu yang patut dikaji secara mendalam akan latar belakang mengapa manusia tersebut sampai mau melakukan nya.
Bangsa jepang yang kita kenal dengan manusia yang mampu melakukan Harakiri jika harga dirinya sudah terhina sampai Titik nadir dan tidak bisa lagi diperbaiki, di Bangsa kita ada beberapa suku yang juga menganut hampir semacam harakiri tersebut jika Harga diri dan Suku nya di injak-injak, itu artinya ada sebagian manusia memiliki naluri untuk menghancurkan diri nya jika Harga diri sudah terhina dan di perlakukan Zolim oleh orang atau kelompok lain.
Benih-benih inilah yang kemudian menjadi dasar pengamatan orang atau kelompok tertentu, yang dimanfaat kan untuk tujuan-tujuan jahatnya melakukan tindakan Terorisme, kelompok manusia-manusia bejat ini memanfaatkan orang-orang tertindas dan teraniaya untuk diberikan pemahaman membela harga diri dengan dibumbui nilai-nilai agama dan seperti kita ketahui banyak yang jadi teroris itu mengatas namakan Islam, kepada orang-orangnya seperti inilah diberikan doktrin Nilai-nilai jihat sesat sampai mereka betul-betul meyakini bahwa ajaran yang mereka dapatkan itu sangat benar membela keyakinan nya dijalan Tuhan bisa mati masuk surga, maka jadilah mereka seperi yang kita saksikan sekarang ini.
Pertanyaan besar nya adalah sampai sejauh ini sudah puluhan tahun kejahatan Terorisme terjadi di Indonesia, sudah Ratusan teroris ditangkap dan ditembak mati, adakah sebuah solusi pemecahan masaalah mengatasi terorisme yang kita dapat dari kejadian itu???, mengapa sampai hari ini kejahatan terosisme tidak pernah habis dan bahkan semakin sadis.
Pertanyaan kita selanjutnya adakah kaitan Kerusuhan yang dilakukan Terorisme ini dengan akan dilaksanakan nya KTT Negara-negara Islam di Indonesia yang akan mengambil keputusan menolak ibu kota Israel di jerussalem yang oleh Donal Trump sudah lebih dahulu menempatkan Kedubes nya Jerussalem.
Marilah kita buka mata kita lebar-lebar dan mari kita evaluasi setiap kali kejadian Bom di Indonesia ini bertepatan dengan momentum apakah, mungkin saja dari sana kita dapat mengetahui akar masyaalah tersebut dan bisa mencari solusi pemecaham masaalah nya, sehingga kejahatan yang bersifat luar biasa (extra ordinari Crime) tidak ber ulang lagi.
Sementara berita Bom marak, berita kasus-kasus Narkoba sedikit agak mereda pemberitaan nya, hanyut ditelan berita Bom bunuh diri para teroris, kita jangan lengah jangan-jangan kejadian ini ber irisan sangat tebal dengan mafia Narkoba yang meraup keuntungan sangat besar jika kerusuhan demi kerusuhan ini menjadikan Aparat kita lengah dan media disibukkan dengan pemberitaan diatas.
Waaahh jika itu benar, maka akan sangat naiflah Bangsa kita, sangat mudah di buat lalai dan dibodohi dengan pengalihan kasus-kasus Bom yang mungkin juga sengaja dibuat untuk hal tersebut.
Kalau saja menyadari bahwa Anak bangsa mati sia sia karena Narkoba sebanyak 45 s/d 50 Orang setiap hari nya dan Presiden Joko Widodo setiap kali berucap "Indonesia Darurat Narkoba", maka pertanyaan besar bagi kita kok tindakan pemberantasan Mafia bandar Narkoba itu tidak seheboh pemberantasan Terorisme padahal kedua kejahatan ini sama-sama kejahatan bersifat Extra Ordinary Crime.
Disisi lain kejadian Bom bom yang dilakukan Teroris, Panglima TNI begitu sigab nya akan membentuk pasukan Khusus yang terdiri dari 3 angkatan yang segera diturun kan untuk membantu PORLI memberantas Tindak Terorisme.
Saya sangat mengapresiasi langkah Panglima TNI Tersebut, jangan pikirkan ada nya prokontra yang akan timbul dari siapa saya yang setuju atau menolak tindakan Ini, yang penting dan pasti selamatkan dan lindungi dulu Rakyat dari kejahatan Biadap ini.
Namun, Saya juga berharap mohon juga Panglima segera bertindak tegas dan konkrit terhadap kejahatan Mafia Narkoba yang saat ini jauh lebih banyak korban nya dari kejahatan Terorisme dan daya Rusak nyapun jauh lebih dahsyat dari kejahatan Terorisme, perlahan tapi pasti Senyap tapi menghancurkan.
Dan Kepada Presiden Joko Widodo, segeralah menerbitkan PERPU tentang Kejahatan Narkoba itu untuk juga melibatkan TNI dalam pemberantasan nya karena kejahatan Narkoba tidak hanya merongrong keamanan Yang menjadi Domain POLRI, melainkan juga akan menghancurkan pertahanan Negara dan Membunuh Generasi Anak bangsa. Jangan sampai terlambat setelah habis generasi Bangsa mati sia-sia karena Narkoba, baru penyesalan kemudian. Jika itu terjadi, jangan salahkan Bangsa ini akan dijajah dan dikuasai oleh Bangsa asing.
#GP-003/red
#GP-003/red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar