Presiden
Rusia Vladimir Putin di Moskow
|
RUSIA.GP- Agresi pasukan militer Amerika Serikat bersama negara sekutu yang
melancarkan serangan udara ke Suriah, Sabtu pagi, menuai protes. Aksi
serangan ini sebagai respons atas serangan fasilitas senjata kimia yang
menewaskan puluhan orang pekan lalu.
Dilansir dari Aljazera,
Minggu, 15 April 2018, Rusia sudah lama memperingatkan AS agar paham
konsekuensi dari serangan misil ke Suriah era Presiden Bashar al-Assad.
Pasca serangan AS dan sekutu, Duta Besar Rusia untuk Washington,
Anatoly Antonov menegaskan, aksi tersebut tidak bisa dibiarkan karena
dikhawatirkan akan berdampak. Salah satunya potensi hubungan antara AS
dengan Rusia.
Namun, mantan Asisten Menteri Pertahanan AS, Lawrence Korb,
mengatakan kepada Al Jazeera, respons protes Rusia kemungkinan besar
hanya sebatas pada kecaman publik. Sebab, Pentagon dalam agresi ke
Suriah tak menargetkan posisi militer Rusia.
Sebelumnya, Presiden
Rusia Vladimir Putin mengutuk aksi serangan AS dan sekutu dalam sebuah
pernyataan yang diterbitkan di situs web Kremlin tanpa menyebutkan
rencana balas dendam. Dia mengatakan, Moskow menyerukan pertemuan Dewan
Keamanan PBB mendesak untuk membahas perkembangan itu.
Media Rusia
menyebarkan informasi pada Sabtu terkait serangan AS dan sekutu
bertujuan mencegah kedatangan penyelidik dari Organisasi untuk Larangan
Senjata Kimia (OPCW), tiba di Suriah. Informasinya, kedatangan tim
penyelidik untuk dugaan penggunaan senjata kimia di Douma.
Salah
seorang yang menyuarakan hal ini adalah Leonid Slutsky yang merupakan
kepala komite parlemen Rusia untuk urusan luar negeri.
"Washington dan sekutunya berusaha menutupi jejak mereka dalam kasus memalsukan serangan gas di Douma Suriah," katanya.
#003/viva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar