Tanah Datar(SUMBAR).GP- Berbicara tentang batik, tentu ingatan
kita langsung Solo, Jogja, Pekalongan atau daerah lainnya di pulau Jawa. Kita
semua tidak akan ada yang membayangkan atau mengira kalau di daerah kita
sendiri di Nagari Tuo Pariangan memiliki motif batik kuno yang terdapat dalam
tambo milik keluarga bapak Irwan Malin Basa.
Setelah ditemukan pada beberapa tahun
lalu maka pada oktober 2017 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas
Koperidag melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti 30 orang peserta
pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah dari
nagari Pariangan.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengembangkan kembali produksi batik asli Pariangan yang selama ini tidak
lagi diproduksi. Dari hasil pelatihan tersebut saat ini di kecamatan Pariangan
telah berdiri 3 buah kelompok UKM batik yang khusus memproduksi batik, dan
salah satunya adalah Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan.
Saat ini pada kelompok Rumah UKM Batik
Nagari Tuo Pariangan memiliki 10 orang anggota yang telah mengikuti pelatihan.
Berdasarkan keterangan ketua kelompoknya Zelmawati pada Minggu (15/4) kemarin
kelompok UKM yang dipimpinnya ini telah berdiri sejak 5 bulan yang lalu dan
saat ini dari setiap anggotanya telah mampu memproduksi 10 helai kain batik
dalam tiap bulannya. “jadi tiap bulannya kami sudah mampu memproduksi 100 helai
batik tulis yang siap jual”, ujarnya.
Produksi yang dimaksudkan itu meliputi
dari menggambar pola, mencanting, mewarnai (menggunakan kuas dan celup dan
terakhir melorot lilin. Kesemua proses itu telah mampu mereka lakukan sendiri,
tambah Zelmawati.
Dia juga mengatakan khusus untuk pewarna
selain menggunakan pewarna sintetis juga menggunakan pewarna alam. “Kalau
pewarna alam ini biasanya kami menggunakan kulit jengkol, daun sawo, daun jati,
daun pokat, daun putri malu dan daun katu”.
Terkait dengan kendala yang selama ini
dihadapinya Zelmawati menerangkan bahwa selama ini dia mengeluhkan masalah
bahan yang sulit mereka dapatkan dan pemasarannya. “Bahan-bahan untuk membatik
ini harus kami beli di Jogja karena tidak ada dipasaran, dan kami juga
kesulitan untuk memasarkannya. Selama ini kami memasarkan hasil produk kami
cuma promosi dari mulut ke mulut selain juga menggunakan media sosial facebook,
namun hasilnya belum memuaskan harapan kami”, terang Zelmawati.
Sekaitan dengan itu Zelmawati beserta
seluruh anggotanya mengharapkan kepada Pemda Tanah Datar untuk bisa membantu
dalam pengadaan bahan baku, pemasaran dan juga pengadaan peralatan membatik
yang lebih modern lagi, sehingga proses produksi yang dilakukan bisa lebih
cepat dari yang sekarang. “Kalau alatnya sudah bagus kan kami bisa produksi
lebih banyak”, harap Zelmawati.
Menanggapi apa yang disampaikan oleh
ketua kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan, Kadis Koperindag Kabupaten
Tanah Datar Abdul Hakim, yang kebetulan sedang berada di Rumah UKM Batik Nagari
Tuo Pariangan mengatakan bahwa selain telah memberikan pelatihan pada bulan Oktober
tahun 2017, saat ini juga sedang mengupayakan agar batik tuo Pariangan ini bisa
dipakai oleh seluruh PNS dan pelajar yang ada di kabupaten Tanah Datar. “Upaya
ini kami lakukan untuk meningkatkan produksi batik tuo milik kita ini” kata
Abdul Hakim.
Sekaitan dengan keluhan tentang
pengadaan bahan baku dan proses pemasaran, Abdul Hakim menjelaskan bahwa nanti
akan mengarahkannya kepada Perusda. “Inikan masalah modal, kalau sudah dibeli
dan dipasarkan langsung melalui Perusda tentu tidak ada kendala lagi” katanya.
Lebih lanjut Abdul Hakim menjelaskan
Pemda pada tahun ini juga akan memberikan pelatihan membatik lanjutan, dan pada
pelatihan yang akan diberikan juga akan diajarkan masalah dalam memadukan
warna. Khusus pelatihan memadukan warna ini diberikan agar para pengrajin batik
bisa mengkombinasikan warna dengan baik sehingga menarik minat pembeli dan
hasil produksi batik dari UKM kita lebih menarik dan tidak monoton itu-itu saja
warnanya. “Ini juga merupakan promosi yang cukup bagus” pungkasnya.
#GP-003/HP.rel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar