Kuala Lumpur(MALAYSIA).GP- Malaysia akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada 9 Mei 2018. Pengumuman itu disampaikan Komite Pemilihan Umum (Suruhanjaya Pilihan Raya/SPR), Selasa (10/4).
"SPR telah menggadakan pertemuan dan menetapkan pemungutan suara akan diadakan dalam 60 hari setelah pembubaran (parlemen)," kata Ketua SPR, Mohd Hashim Abdullah dalam konferensi pers.
Tanggal pemilu ditetapkan pada 9 Mei, dan pendaftaran calon pada 28 April dengan periode kampanye 11 hari.
Ada tiga koalisi besar di Malaysia. Antara lain koalisi berkuasa, Barisan Nasional yang terdiri atas 13 partai. Lalu koalisi oposisi Pakatan Harapan, yang terdiri atas Partai Keadilan Rakyat, Partai Pribumi, Democratic Action Party (DAP), dan Partai Amanah.
Selain itu ada pula koalisi Gagasan Sejahtera, yang terdiri atas Partai Islam Pan Malaysia (PAS), Partai Ikatan Bangsa Malaysia (Ikatan), Berjasa dan Partai Cinta Malaysia (PCM)
Sebanyak 14 organisasi non pemerintah (NGO) akan memantau pemilu Malaysia.
Perdana Menteri Najib Razak mengakhiri spekulasi soal pemilu dengan mengumumkan pembubaran parlemen pada 7 April 2018. Sesuai konstusi Malaysia pemilu digelar 60 hari setelah pembubaran Parlemen.
Pemilu kali ini disebut-sebut sebagai pertarungan antara Najib yang dirundung tudingan skandal 1MDB dengan mentornya, mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Namun Najib diperkirakan tetap bakal mempertahankan kekuasaan, meski kekurangan kursi yang signifikan.
Hal tersebut lantaran basis dukungan bagi Barisan Nasional di Sabah dan Sarawak masih kuat. Koalisi oposisi juga diuntungkan dengan terbelahnya oposisi, terutama PAS yang membentuk koalisi tersendiri. Adapun Mahathir sendiri masih tidak dipercaya oleh sebagian oposisi. Pemilihan umum terakhir kali digelar Malaysia pada 5 Mei 2013.
#003/CNN/nat
"SPR telah menggadakan pertemuan dan menetapkan pemungutan suara akan diadakan dalam 60 hari setelah pembubaran (parlemen)," kata Ketua SPR, Mohd Hashim Abdullah dalam konferensi pers.
Tanggal pemilu ditetapkan pada 9 Mei, dan pendaftaran calon pada 28 April dengan periode kampanye 11 hari.
Ada tiga koalisi besar di Malaysia. Antara lain koalisi berkuasa, Barisan Nasional yang terdiri atas 13 partai. Lalu koalisi oposisi Pakatan Harapan, yang terdiri atas Partai Keadilan Rakyat, Partai Pribumi, Democratic Action Party (DAP), dan Partai Amanah.
Selain itu ada pula koalisi Gagasan Sejahtera, yang terdiri atas Partai Islam Pan Malaysia (PAS), Partai Ikatan Bangsa Malaysia (Ikatan), Berjasa dan Partai Cinta Malaysia (PCM)
Sebanyak 14 organisasi non pemerintah (NGO) akan memantau pemilu Malaysia.
Perdana Menteri Najib Razak mengakhiri spekulasi soal pemilu dengan mengumumkan pembubaran parlemen pada 7 April 2018. Sesuai konstusi Malaysia pemilu digelar 60 hari setelah pembubaran Parlemen.
Pemilu kali ini disebut-sebut sebagai pertarungan antara Najib yang dirundung tudingan skandal 1MDB dengan mentornya, mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Namun Najib diperkirakan tetap bakal mempertahankan kekuasaan, meski kekurangan kursi yang signifikan.
Hal tersebut lantaran basis dukungan bagi Barisan Nasional di Sabah dan Sarawak masih kuat. Koalisi oposisi juga diuntungkan dengan terbelahnya oposisi, terutama PAS yang membentuk koalisi tersendiri. Adapun Mahathir sendiri masih tidak dipercaya oleh sebagian oposisi. Pemilihan umum terakhir kali digelar Malaysia pada 5 Mei 2013.
#003/CNN/nat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar