JAKARTA.GP- Saat ini ditemui banyak desa-desa yang
belum teraliri energi, baik itu listrik, gas, ataupun BBM. Akibatnya
pembangunan di wilayah tersebut menjadi terhambat yang berujung pada
lemahnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
Komite II DPD RI meminta agar pemerintah mewujudkan pemerataan energi ke
semua daerah, terutama ke desa kategori 3T (tertinggal, terdepan, dan
terluar).
Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Sommeng, Kepala BPH Migas
Fanshurullah Asa dan Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi, Ahmad Erani Yustika hari Rabu (14/3), Ketua
Komite II DPD RI Parlindungan Purba mengatakan bahwa pelaksanaan program
pemerintah soal BBM satu harga, pemerataan listrik, dan distribusi
merata pasokan minyak dan gas harus segera diwujudkan. (14/1).
“Pemerataan distribusi minyak, gas, di
seluruh pelosok Indonesia harus diwujudkan, terutama di daerah 3T
sehingga kemandirian energi di desa dapat tercipta, dan masyarakat mampu
memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energi untuk listrik dan bahan bakar
melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat,” ucapnya.
Senator asal Sumatera utara ini
menambahkan bahwa penyaluran BBM masih jauh dari rasa keadilan. Jumlah
SPBU yang hanya 7.000 unit tidak sebanding dengan penduduk konsumen
BBM. Tak hanya itu, kurang meratanya jaringan listrik menyebabkan
seringnya gangguan listrik di daerah, termasuk di daerahnya. “Saya minta
perhatian khusus terhadap Nias. Meskipun jaringannya sudah ada, tetapi
sering terganggu dan akibatnya mati listrik,” tegasnya.
Senator dari Kepulauan Riau, Haripinto
Tanuwidjaja juga mengeluhkan soal rasio elektrifikasi di daerahnya.
Banyak wilayah di Kepulauan Riau yang belum teraliri listrik. “Rasio
elektrifikasi di tempat kami itu ketiga terendah. Di Kecamatan Selayar
listrik disana sudah dari tahun 90an, tetapi cuma 13 jam sampai
sekarang, tidak ada perkembangan,” ucapnya.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian
ESDM Andy Sommeng, menjelaskan bahwa rasio elektrifikasi meningkat
sekitar 10%. Saat ini angka rasio elektrifikasi mencapai 97,5% dan di
tahun 2019 ditargetkan mencapai angka 99%.
“Kita sudah mengeluarkan Permen ESDM No
30/2016 untuk percepatan elektrifikasi di pedesaan. Dengan permen ini
memungkinkan bagi Provinsi Maluku dan Papua untuk mempercepat
pembangunan guna peningkatan rasio elektrifikasi. Termasuk lampu tenaga
surya hemat energi yang dibagikan secara gratis,” jelasnya.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa
mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang memfokuskan pada program BBM
Satu Harga. Dimana, di desa-desa akan dibangun sub penyalur BBM agar
distribusi BBM semakin merata. Terkait pemasaran akan dikoordinasikan
dengan pemerintah daerah setempat, termasuk dalam penentuan harga.
Menanggapi hal tersebut, Senator dari
Jawa Timur Ahmad Nawardi mendukung program BBM Satu Harga tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi BBM satu harga. Saya sepakat program ini
disosialisasikan kepada pemerintah daerah. Dan anggota DPD siap membantu
BPH migas untuk mensosialisasikan BBM satu harga ini ke bupati. Karena
banyak kepala daerah yang belum tahu soal program ini,” ucapnya.
#003/ars
Tidak ada komentar:
Posting Komentar