JAKARTA.GP- Anggota Komisi IV DPR RI Rahmat Handoyo
menyayangkan banyaknya laporan kerap tidak adanya saldo di dalam kartu
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dimiliki oleh para Keluarga
Penerima Manfaat (KPM). Persoalan ini diduga karena tidak validnya data
yang dimiliki oleh Kementerian Sosial.
“Ya memang ini cukup kita sayangkan kenapa
data 2015 digunakan untuk 2017. Tentu ini menjadi satu masalah klasik
kita bersama. Data yang selalu jadi persoalan. Nah ini menjadi bahan
evaluasi yang kita berikan kepada pemerintah, jangan sampai ini terulang
kembali," ungkapnya saat meninjau secara langsung pelaksanaan program
BPNT terhadap KPM bersama Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI di Kota
Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/4/2018).
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, jika data kemudian dievaluasi, dan dilakukan tune-in
di program BPNT, ternyata ditemukan ada kendala sehingga terjadi data
ganda dari sisi pendataan. Maka, hal itu yang menyebabkan tidak adanya
saldo di dalam kartu BPNT saat proses penarikan. Hal inilah yang menurut
Rahmat perlu di evaluasi. Kendati dipastikan KPM menerima bantuan itu,
tapi waktu penerimaannya menjadi mundur.
“Jadi kita sayangkan. Tetapi paling tidak
dengan adanya evaluasi tadi, saya kira ada keinginan yang kuat dari
pemerintah, khususnya Kemensos maupun dari pelaksana dari kartu itu
adalah Bank BRI akan segera mengambil keputusan untuk mencari solusi.
Dan saya percaya itu akan bisa terselesaikan dengan cepat,” paparnya.
Rahmat juga menambahkan, bahwa yang paling
pasti adalah adanya evaluasi, yaitu ditemukannya beberapa kendala,
kelemahan, dan ketidaktepatan sasaran menjadi amunisi utama bagi Komisi
IV DPR RI dan pemerintah untuk duduk bersama, mencari jalan keluar
terbaik seperti apa.
“Titik optimal sampai pelaksanaan, sampai
berhasil dengan yang diharapkan dan tepat sasaran, masyarakat menerima
dengan nyaman, dan tepat waktu, itu yang pantas kita kedepankan untuk
program non tunai ini,” harapnya.
#003/ndy/sf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar